cuma ingin berekreasi dengan pemikiran-pemikiran

Selasa, 28 Februari 2017

Mari Radikal

          Istilah radikal saat ini telah disimpangkan menjadi kata yang sangat negatif padahal jika kita lihat dari kamus kbbi sendiri Kata radikal berasal dari kata radix yang dalam bahasa Latin artinya akar. Dalam kamus, kata radikal memiliki arti: mendasar (sampai pada hal yang prinsip), sikap politik amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan), maju dalam berpikir dan bertindak (KBBI, ed-4, cet.I, 2008). Dari pengertian kbbi sendiri kita bisa mengetahui radikal adalah kata yang berkonotasi positif karena dengan pemikiran radikal lah sukarno dapat melaksanakan cita-cita kemerdekaan di negeri indonesia.
Belakangan ini kita sering di hebohkan dengan kata-kata radikal bahkan pemerintah saat ini ingin melakukan suatu terobosan untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran radikal. Mungkin, Karena saat ini  banyak nya kasus terorisme yang terjadi di indonesia. Tetapi bisa kita bayangkan jika di negeri ini tidak ada orang-orang yang radikal. Pasti lah generasi-generasi muda indonesia hanya bisa menjadi budak dari zaman modern yang hanya mengikuti arus zaman tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan. Seperti terombang-ambing dalam kebingungan yang nyata.
Jika kita berkaca pada tahun-tahun perjuangan bangsa ini. Kita bisa melihat murid dari guru bangsa H.O.S Tjokroaninoto seperti sukarno, muso, dan kartosuwiryo yang ketiga nya meniliki pemikiran yang sangat berbeda dan bertolak belakang tetapi mereka bertiga adalah orang-orang yang radikal yang menpunyai visi yang revolutioner karena ingin menciptakan suatu lembaga yang merdeka dan melepas dari perbudakan dan penjajahan oleh bangsa asing. Masing-masing dari mereka ingin menciptakan lembaga yang merdeka sesuai dengan ideologi yang mereka miliki. Sukarno dengan nasionalisme nya , muso dengan sosialis-komunis nya , dan kartosuwiryo dengan islam nya.
Jika mereka tidak radikal mungkin mereka tidak akan menpertahankan prinsip nya. Bahkan pada saat penembakan muso dan eksekusi kartosuwiryo mereka berdua wafat dengan memegang prinsip nya. Sulit dijelaskan memang  mereka berdua rela mati demi terciptanya prinsip yang mereka cita-citakan. Muso tertembak mati pada saat dia melarikan diri ke ponorogo oleh pasukan yang sedang bberpatroli pada tanggal 31 september 1948. Begitu juga kartosuwiryo yang di eksekusi mati di pulau ubi karena tertangkap oleh pasukan siliwangi di gunung geber oleh operasi pagar betis. Nasib sukarno berbeda dengan kedua sahabat nya. Sukarno yang sampai saat ini dijuluki pahlawan kemerdekaan dan kedaulatan negara republik Indonesia masih terasa sampai sekarang.
Dari ketiga tokoh diatas kita melihat ada persamaan yaitu mereka sama-sama memegang kuat prinsip yang diyakini nya. Dengan kata lain mereka semua adalah tokoh yang radikal yang menginginkan tercapainya cita-cita mereka.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Jadi, apakah pandangan org lain harus diubah? gimana cara ngubah pandangan org lain thdp kata "radikal"?

Unknown mengatakan...

seharusnya dirubah karena kata radikal sendiri berkonotasi positif . Karena beda antara radikal dan anarkis